Sampah Dan Pengelolaanya “Reduce Reuse And Recyle”

Sampah Dan Pengelolaanya “Reduce Reuse And Recyle”
Bertepatan dengan Hari Laut Sedunia yang diperingati di tanggal 8 Juni 2024, salah satu komunitas di Kampung Mulia Banda Aceh mengadakan kegiatan edukasi dan expo dalam pengelolaan sampah, dengan cara reduce (mengurangi) reuse (menggunakan kembali) dan recycle (daur ulang) yang mana kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan dari hari Bumi di 22 April 2024 dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di tanggal 5 Juni 2024.
Kepedulian terhadap lingkungan perlu ditumbuhkan sedari dini, dan perlu ada aksi langsung yang dilakukan. Karena itulah moment Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup dan Hari Laut Sedunia ini dijadikan moment oleh Space to Grow Development dan Kami Kita Community Center untuk berdiskusi dan menemukan Solusi atas permasalahan lingkungan. ”Bagaimana kami bisa lindungi lingkungan, solusi yang bisa dijangkau asyarakat. Ada pameran daur ulang plastik, kami olah jadi gantungan kunci dan lain-lain,” ungkap Amber Desist Direktur Space To Grow Development Aceh
Namun pemasalahan sampah sampai saat ini belum menjadi perhatian serius dari masyarakat. Reza Gunawan dari Aceh Gleeh yang menyoroti kurangnya kesadaran masyakat terhadap pengelolaan sampah karena belum merasakan secara langsung dampak sampah ini terhadap dirinya sendiri. “Karena kita belum merasakan bagaimana baunya sampah, karena dilihat kota masih bersih, tingkat lebaran aja bang, bisa dilihat bagaimana sampah menumpuk di jalan-jalan,” katanya.
Pengelolaan sampah merupakan bagian penting dalam penanganan sampah untuk merubah sampah menjadi bentuk yang lebih stabil dan tidak mencemari lingkungan serta mengurangi timbunan sampah di TPA (Tempat Pemprosesan Akhir).
Henny Cahyati ketua Project dari KamiKita Community Center menjelaskan untuk untuk menyelesaikan masalah sampah adalah dengan mengubah sikap dan paradigma kita terhadap sampah. “Semua itu harus dimulai dengan waste reeducation, semua itu harus dimulai dengan bagaimana sikap kita terhadap, seringkali orang bertanya bagaimana menyelesaikan sampahnya, karena yang salah bukan sampahnya tapi yang nyampah.”
Sementara itu DHLK menyebutkan bahwa pelayanan sampah di kota banda aceh sudah dimulai dari pukul 06.00 wib ke rumah-rumah warga. Untuk menjaga bukan hanya tugas dinas, tapi kolaborasi semua pihak. “Terkait lingkungan adalah kolaborasi kita semua, berawal dari rumah, tidak seluruhnya ke TPA dan bisa menjadikan nilai tambah ekonomi masyarakat, “ jelas Asnawi Kabid Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh
Di kesempatan itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Tgk Irwan Djohan turut berkunjung dan mengapresiasi kegiatan yang diadakan yang diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, ke depannya sedari usia dini ada edukasi ke anak anak. Dukungan dari pemerintah sangat diperlukan.
“Pertama peraturan sudah ada tapi tidak dilaksanakan dengan maksimal, ada pelanggaran tapi tidak ada sanksi yang tegas, kedua edukasi ke Masyarakat, dari anak usia dini ada kurikulum khusus bagaimana menjaga kebersihan, mereka dilibatkan, pelan-pelan soal pemilahan sampah,”tegasnya.
Mengatasi permasalahan sampah dan pengelolaannya membutuhkan kolaborasi semua pihak, baik itu Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta masyarakat umum harus bekerja sama dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
By Kesia