Aceh di Penuhi Pengungsi ROHINGYA

0
300

Djatifm,- Dalam beberapa pekan terakhir, gelompang pengungsi Rohingya yang datang dari Bangladesh membanjiri Aceh yang masuk di beberapa Kabupaten Kota. Teranyar dalam satu malam ada dua pendaratan yang memasuki Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie pada malam hari tanggal 10 Desember 2023. Sebanyak 135 orang mendarat di Pantai Blang Ulam, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Sejak mencapai daratan hingga hari kedua di daratan Aceh, mereka mengalami penolakan kehadirannya di Aceh oleh masyarakat.

Di Media Sosial respon masyarakat mayoritas kompak menolak untuk tidak menerima kehadiran pengungsi Rohingya lagi di Aceh. Beberapa alasan dari masyarakat adalah sikap dari Pengungsi Rohingya yang kurang beretika dan banyak yang juga lari dari lokasi pengungsian.

Walau beberapa tahun lalu masyarakat sangat berempati ketika pertama kali kehadiran Pengungsi Rohingya di Aceh dengan memberi failitas dan mengumpulkan sumbangan-sumbangan untuk mereka, kini hal itu terballik seratus delapan puluh derajat dengan menolak kehadiran Pengungsi Rohingya datang ke Aceh.

Seperti kehadiran Pengungsi Rohingya pada tanggal 10 Desember 2023 di Pantai Blang Ulam Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Lalu, para Pengungsi yang terdiri dari mayoritas Perempuan dan Anak-anak tersebut belum memiliki tempat sementara yang tetap setelah di tolak di berbagai lokasi yang direncanakan digunakan sementara. Alhasil sampai tulisan ini di muat, belum jelas kemana 135 orang tersebut akan di ijinkan tinggal sementara. Pihak UNHCR yang datang ke Lokasi pendaratan Para pengungsi ini juga tidak dapat memberi banyak solusi ataupun pilihan.

Dari Pantauan DjatiFM di Lokasi Pendaratan Pengungsi Pantai Blang Ulam, memang mereka sebagian besar memiliki data diri yang dilengkapi dengan kartu Pengungsi yang diterbitkan oleh UNHCR di Bangladesh.

Salah seorang Pengungsi bernama Aminulah berusia 18 tahun menyebutkan, “Saya dengan kakak, Abang serta Kedua Orang tua saya awal pertama mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh tahun 2017, tinggal di Tenda pengungsian dan senang bisa ke mendarat di Indonesia agar hidup kami lebih baik. Dalam kapal ini saya hanya dengan Kakak saja, Orang tua dan Abang masih di Bangladesh dan menginginkan akan bisa bergabung dengan kami suatu saat di Indonesia”.

Dia juga mengatakan bahwa mereka harus membayar sebesar 100.000 uang banglades untuk bisa ikut ke dalam kapal yang akan berlayar. Dan dia sampaikan bahwa lama pelayaran mereka dari Bangladesh sampai ke Indonesia selama 30 hari mereka menyiapkan beras dan air minum mereka untuk selama perjalanan mereka ke Indonesia.

 

— Penulis: HR —